Aku menulis maka aku belajar

Saturday, September 24, 2011

Ketenangan Mencekam di Ambon

Kendati penumpukan dan bentrok antarkelompok massa telah berhasil diredam, namun pantauan situasi di beberapa titik lokasi masih memperlihatkan suasana mencekam. Pada beberapa lokasi pemukiman tiba-tiba berkobar nyala api yang ternyata berasal dari bangunan rumah penduduk yang terbakar di kawasan Batumerah dan Mardika serta Galala dan Tantui. Tidak jelas siapa pelaku pembakaran rumah-rumah penduduk tersebut. Tetapi situasi tersebut menambah ketegangan sepanjang malam hingga pagi hari, meskipun para petinggi POLDA secara resmi telah menyatakan situasi berhasil dikendalikan.

Beredarnya rumor bahwa akan didatangkan pasukan Brimob dari Makassar menimbulkan tanda tanya di kalangan warga kota Ambon. Seorang pemuda, AB, mengatakan, “Katanya situasi terkendali, kok minta bantuan dari Makassar?” Kegalauan tersebut cukup dipahami karena pengalaman awal konflik 1999 kedatangan pasukan TNI dari KODAM Wirabuana Makassar ternyata tidak berdampak siginifikan bagi pemulihan kondisi keamanan saat itu. Malah ditemukan fakta bahwa anggota-anggota TNI dari luar Maluku tersebut turut terpengaruh psikologi massa yang saling bentrok sehingga alih-alih menjaga keamanan malah beberapa oknumnya tidak disiplin pada misi penugasannya di Ambon.

Aktivitas warga kota berjalan seperti biasa. Namun banyak yang masih menghindari jalur-jalur yang dianggap rawan. Sebagai konsekuensinya, sebagian warga terpaksa harus menyusuri jalan perbukitan untuk pergi ke kantor atau ke sekolah karena sarana angkutan umum belum beroperasi normal. Banyak yang menyesalkan pecahnya bentrokan massa kemarin. Warga kota Ambon sungguh menyadari bahwa tidak ada keuntungan apapun dengan peristiwa pertikaian semacam ini. Ujung-ujungnya, rakyat menderita dan mengalami kemunduran dalam bidang ekonomi serta pendidikan.

 “Mari katong buka biji mata la lia katong dapa apa dari samua ini. Sampe jua” [Mari kita buka mata untuk melihat apa yang kita dapat dari semua ini. Cukuplah.], demikian ratap EN, seorang ibu muda, yang terpaksa harus meliburkan anaknya dari sekolah dan tidak bisa pergi berjualan. Sementara sepeda motor suaminya turut menjadi korban amuk massa, padahal kreditnya belum lunas.

No comments:

Post a Comment

One Earth, Many Faces

One Earth, Many Faces