Aku menulis maka aku belajar

Wednesday, May 28, 2008

Sekerat Tangis di Tanah Berkarat


kemana langkah meniti duri
nyeri dan darah pun menodai
melambai lunglai mengharap daya menguak misteri
aku bergelayut ringkih menyapa sepi

tak jenuh menelan kabut
didera kelam yang selalu ribut
asa ternyata hanya sekerat tangis
sumpah di tanah berkarat yang tinggal dikais

angin menghempasku berkelana
kemana terbawa tak kutanya
cuma seonggok pilu tak bergema
menjeratku kelu bersandiwara


*Hormatku bagi mereka yang raib tanpa nisan, memilih ngilu dalam kelu - korban dan keluarga korban Peristiwa Mei 1998

No comments:

Post a Comment

One Earth, Many Faces

One Earth, Many Faces